Jiwa yang Tertekan Berbanding Lurus dengan Penyakit Fisik

Jiwa yang Tertekan Berbanding Lurus dengan Penyakit Fisik

Haii teman-teman☺

Hari ini sedikit mood untuk menulis lagi, saya mau mengangkat kisah atau informasi mengenai berbagai macam penyakit fisik yang kadang terlihat seperti akibat dari pola makan dan pola hidup yang kurang sehat namun disisi lain ada satu hal yang sangat penting yang harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum masuk pada pola hidup sehat, mungkin berkaitan dengan keimanan tapi lebih diperincikan lagi hingga ditemukan satu jawaban bahwa hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

Sebelumnya saya ingin sedikit berbasa-basi, saya ingin bertanya. Apakah ada dari yang membaca tulisan ini dalam kondisi tidak sehat, baik itu secara fisik atau batin? jika ada saya akan bertanya lagi, adakah yang membaca tulisan ini yang merasa setuju jika saya bilang "Didalam Tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Jika jawabannya setuju bisa ya nanti tuliskan alasan di kolom komentar karena kita sependapat, sebentar lagi akan saya coba uraikan sedikit mengenai hal tersebut yang bersangkutan dengan tema/judul.

Kenapa saya ingin menulis tentang hal ini, kesehatan jiwa, karena keimanan dan kesehatan akan sangat dipertaruhkan jika jiwa kita merasa tidak aman dan damai.

Saya pernah mendengar seorang ustadz sekaligus dokter memberikan tausiah bahwa keadaan anak 10 tahun yang akan datang akan banyak bermasalah terutama berhubungan dengan makanan, saya lupa kapan saya mendengar hal tersebut dan saya kira itu sudah terjadi sekarang ini banyak anak-anak yang terkena penyakit auto imun, kanker/tomur dan lainnya yang diakibatkan oleh makanan yang tidak sehat atau keadaan tubuh yang terlalu asam. Disisi lain apa hubungannya dengan jiwa sementara yang kita bahas kali ini adalah tentang jiwa. Jadi disebagian besar penyakit yang di derita oleh masyarakat atau anak-anak yang mengidap auto imun, tomur, kista dan lainnya setelah saya gali informasi baik kepada teman atau informasi dari sumber lain penyebab lainnya selain makanan adalah lonjakan emosi didalam diri si penderita dimana sebagian besar merasa depresi, sebagian lagi merasa tidak disayangi atau dihargai oleh orang tua atau sebut saja tidak mendapatkan kasih sayang orang tua dimasa kecil, dendam, atau menyimpan sendiri dimana bebannya berat sehingga apabila sudah terlalu lama dan ada organ tubuh yang tidak kuat menahan emosi tersebut maka terjadilah penyakit. Contohnya saja seperti pada saat kita marah selama 5 menit maka dapat menurunkan imun tubuh selama 5 jam.

Disini saya menggunakan pendekatan dengan pengalaman dimana saya coba kumpulkan dan bertanya pada beberapa teman dan juga mencari sumber informasi diberbagai media bahwasanya hubungan antara keadaan jiwa terutama hati seseorang itu sangat berpengaruh dengan kesehatan fisiknya, percuma makan makanan sehat dan berobat jika jiwanya masih menyimpan beban berat, kebencian, sakit hati dan lain sebagainya. Makanya dalam agama saya, Islam, disebutkan maafkanlah yang membuatmu tidak nyaman dan serahkanlah semuanya kepada Allah (Ikhlas) tujuannya agar jiwa tenang dan tetap bersih.

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Saya ada sedikit cerita yang saya ambil dari seorang dokter yaitu dr. Zaidul Akbar, dimana ada bapak-bapak yang mendatangi beliau dan bercerita bahwa beliau ini punya kista otak, dan dr. Zaidul Akbar pun bertanya kepada bapak tersebut, apakah bapak ada bermasalah dengan orang tua atau mertua?. Kemudian bapak ini pun menjawab bahwa beliau bermasalah dengan mertuanya beliau yang apabila di nasehati maka nasehat mertua beliau lebih banyak sehingga hati bapak ini merasa tertekan selama beberapa tahun karena perbedaan prinsip dengan mertua beliau.

disini bisa dilihat bahwa tertekannya qolbu atau hati bisa memberi dampak pada kesehatan.

Saya lanjutkan cerita berikutnya masih saya ambil dari cerita dr. Zaidul Akbar karena lebih mudah menjelaskannya dan lebih singkat juga untuk dipahami.

Jadi pada kasus kedua ini ada seorang perempuan yang juga bertanya pada beliau bahwasanya beliau ini mengidap kista ovarium, lalu dr. Zaidul Akbar pun bertanya pada perempuan tersebut waktu kecilnya anda diasuh oleh siapa? ternyata jawaban perempuan tersebut beliau diasuh oleh orang lain bukan Ayah dan ibu kandungnya.

Dari cerita kedua ini bahwa pentingnya pengasuhan orang tua kandung bahwasanya pada saat dewasa jiwa si anak akan menagih haknya, kasih sayangnya yang seharusnya dia dapatkan diwaktu kecil namun ternyata tidak dia dapatkan dari kedua orang tuanya.

Selain dari cerita diatas ada juga cerita serupa dari Ustadz Dhanu dimana ada seorang ibu yang mengalami Kista dan sudah bertahun-tahun tidak mempunyai keturunan atau anak, kistanya sudah dioprasi namun kembali tumbuh lagi, Ustadz Dhanu pun bertanya pada ibu tersebut adakah kemarahan atau kejengkelan yang ibu simpan kepada orang tua ibu atau kepada suami ibu, lantas sang ibu menangis dan menjawab bahwasanya beliau merasa jengkel kepada bapak beliau karena harus mengasuh bapak beliau yang sudah tua sehingga tidak bisa bekerja sementara keuangan rumah tangga tipis setipis tysu hehe

Dari cerita ketiga ini juga dapat disimpulkan bahwasannya adanya emosi yang dipendam sehingga terjadilah kista tadi. Disatu sisi ingin berbakti tapi disatu sisi keuangan, hmm akhirnya menyimpan emosi dan keluarlah dalam bentuk kista.. 

kalau dilihat-lihat lagi seperti berkaitan bukan antara keimanan, penyakit fisik dan juga keadaan jiwa seseorang..

Selain itu, kebanyakan saran dari dokter maupun ustadzz bahwasanya perbaikilah keadaan qolbu atau hatimu kalau perlu minta gantikan dengan Allah Swt. agar bersih lagi dan maafkanlah semua yang membuat hatimu tidak nyaman karena itu hanya akan mengotorinya kembali, beribadahlah dengan baik untuk menenangkan jiwamu degan tetap ikhtiar berobat dengan perasaan ikhlas.

Dari saran tersebut ada banyak cerita kesembuhan dengan ajaib dari banyak pasien, bahkan ada yang mempostingnya di youtube dengan judul bermacam-macam salah satunya keajaiban sholawat katanya, padahal kalau dilihat-lihat lagi itu salah satu hal yang menenangkan jiwanya dengan cara bersolawat selain mendapatkan pahala, stabil energi yang ada didalam tubuhnya sehingga emosi dan penyakitpun menghindar hehe.

Teman saya juga mempunyai penyakit kronis namun dia coba terapkan lebih dekat dengan Allah Swt dan juga berusaha agar tidak menonton hal-hal yang mengganggu jiwanya atau yang dapat membuat emosinya melonjak, memaafkan apa yang sudah terjadi dan menerima bahwa keadaan sekarang baik penyakitnya maupun kondisi lingkungan sudah menjadi takdirnya, alhasil jiwanya tenang dan stabil dia coba cek setiap bulan ke dokter perlahan-lahan penyakitnya setiap bulan mengalami perkembangan yang baik hingga sekarang dia sembuh total.

Dr. Jef di Jakarta juga pernah menemukan pasien dengan keluhan gerd kronis yang tiba-tiba sembuh total setelah dibawa berlibur dan bersantai, setelah ditelusuri ternyata pasien merasa stress atau tertekan dengan tuntutan pekerjaan.

Saya juga sedikit mempelajari tentang ilmu pikiran dimana kita itu memang harus pandai-pandai menyaring informasi agar pikiran kita  tidak terganggu karenanya dimana hati itu juga termasuk pikiran bahkan yang menyimpan lebih banyak data dan informasi di dalamnya. Salah satu kunci do'a cepat dikabulkan Oleh Allah Swt. adalah dengan keadaan hati yang damai (alfa) atau ikhlas menerima(bersih).

Dr. Fahrudin Faiz, M.Ag dalam ceramahnya juga pernah menyampaikan, saya lupa beliau mengutip kata-kata dari filsup siapa tapi disana beliau menjelaskan bahwasanya pikiran itu memberikan sumbangan dalam kesehatan dan apabila seorang dokter menangani pasien maka yang paling terpenting dilihat dahulu adalah siapa si pasiennya itu sendiri bukan apa penyakitnya sehingga dapat di ambil kesimpulan tindakan apa yang akan di lakukan.

Sebenarnya masih banyak yang bisa dijelaskan dari jiwa ini dan penyakit lain seperti kelainan tulang belakang juga masih berkaitan dengan emosi dan jiwa. hanya saja akan terlalu panjang jika digambarkan semua dalam tulisan ini. Saya harap tulisan ini bermafaat, ya walaupun hanya tulisan bukan penelitian dengan menyebutkan bukti dari hasil-hasil penelitian cuma kalau mau mendapatkan hasil yang lebih jelasnya bisa kalian telusuri saja jejak ustadz dan juga dokter dokter hebat diluaran sana pasti akan ketemu bahkan semuanya tersusun rapi dan juga saling keterhubungan.

Disini saya bukan mengesampingkan medis hanya saja mencoba memberi pandangan bahwa kita bisa mencegah suatu penyakit terjadi dengan menjaga jiwa/hati atau pikiran kita, jika memang sudah terjadi maka ayolah kita memperbaiki hati kita dengan juga tetap ikhtiar berobat artinya kita sudah memasrahkan semua hasilnya dan percaya Allah Swt uruskan semua yang terbaik(menyeluruh).

Saya bukan orang pandai berkata-kata jadi mohon dimaklumi jika ada salah penyusunan kata dan berkata-kata, sekian dan terimakasih🙏

Belum ada Komentar untuk "Jiwa yang Tertekan Berbanding Lurus dengan Penyakit Fisik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel